Namun apa itu kesuksesan .?
Banyak Harta .? Mobil..? Uang ...?
Ternyata sukses itu bukan hanya itu saja. sukses yang sebenarnya adalah kemauan menjalani proses dari perjalanan yang ingin anda lakukan / tempuh .
Sebagai contoh misalnya Mas Ahya ingin membangun Rumah Kontrakan 4 Pintu maka harus melakukan proses ke arah sana, diantaranya bisa dengan menabung dari penghasilan yang ada, melakukan bisnis lain untuk memperbesar pendaptan untuk memudahkan proses pembangunan Rumah Kontrakan 4 Pintu. dan yang terpenting lagi tetap senantiasa berhubungan kepada Zat yang memiliki kekuasaaan di Alam Semesta ini yaitu Allah Azza Wajalla.
Berhubungan dengan Nya bisa dengan Ibadah, Sedekah dan Amal Sholeh Hablum Billahi Azza Wajalla dan sesama MakhlukNya dengan cara yang benar.
Memanfaatkan waktu
Tetap memanfaatkan waktu dengan bijak dengan mengalokasikan kesana.نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)Ini merupaka nasehat dari Rasulullah saw tentang memanfaatkan waktu dan kesehatan yang dimiliki dengan benar untuk tujuan yang lebih baik.
Memanfaatkan Uang
Tidak penting bagi kita berpenghasilan besar atau berpenghasilan kecil, yang terpenting dari itu semuanya adalah Seberapa besar kemampuan untuk menyisihkan dari penghasilan yang ada. bisa dilakukan dari yang terkecil 5% dan jika sudah terbiasa kemudian ditingkatkan kepada persentasi yang lebih besar lagi.
Dua hal yang terpenting bagi seseorang adalah menfaatkan waktu dan uang nya dengan benar.
Selangkah Maju setiap hari
Langkah terpenting dari semua langkah yang ada, fokus untuk melakukan walaupun selangkah setiap hari nya memanfaatkan Waktu dan Uang dari yang bisa dilakuakan bukan orang yang bisa lakukan
Celaan bagi yang tidak memanfaatkan hidup dn memiliki tujuan hidup
إنِّي أَكْرَهُ الرَّجُلَ أَنْ أَرَاهُ يَمْشِي سَبَهْلَلًا أَيْ : لَا فِي أَمْرِ الدُّنْيَا ، وَلَا فِي أَمْرِ آخِرَةٍ .
“Aku tidak suka melihat seseorang yang berjalan seenaknya tanpa mengindahkan ini dan itu, yaitu tidak peduli penghidupan dunianya dan tidak pula sibuk dengan urusan akhiratnya.” Fathul Bari, Ibnu Hajar, 18/219, Mawqi’ Al Islam
Ibnu Mas’ud mengatakan,
إنِّي لَأَبْغَضُ الرَّجُلَ فَارِغًا لَا فِي عَمَلِ دُنْيَا وَلَا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ
“Aku sangat membenci orang yang menganggur, yaitu tidak punya amalan untuk penghidupan dunianya ataupun akhiratnya.” Al Adabusy Syar’iyyah, Ibnu Muflih, 4/303, Mawqi’ Al Islam