Solusi masalah dengan meluangkan Waktu Beribadah kepada Allah II Kalau kita tidak gunakan waktu untuk beribadah kepada-Nya pastilah Allah memberikan kesibukan-kesibukan lain yang menyebabkan kita terhalang dari beribadah kepada-Nya. Sekali berhalangan, dua kali berhalangan, akhirnya syaitan musuh nyata manusia makin dahsyat meniupkan berbagai was-was dan "alasan" untuk tidak melakukan ibadah kepadaNya.
Karena Allah memerintahkan dengan firman Nya
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyaat : 56)
أَيْ إِنَّمَا خَلَقْتُهُمْ لِآمُرَهُمْ بِعِبَادَتِي لَا لِاحْتِيَاجِي إِلَيْهِمْ. وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ أَيْ إِلَّا لِيُقِرُّوا بِعِبَادَتِي طَوْعًا أَوْ كَرْهًا. وَهَذَا اخْتِيَارُ ابْنِ جَرِيرٍ
"Maksudnya, Aku ciptakan mereka itu dengan tujuan untuk menyuruh mereka beribadah hanya kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka. Mengenai firman Allah Illa liya'buduun "Melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Artinya melainkan supaya mereka mau tunduk beribadah kepada-Ku, baik secara sukarela maupun terpaksa. Ini adalah yang menjadi pilihan Ibnu Jarir."
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ أَيْ : إِلاَّ لِلْعِباَدَةِ
< Cari Rumah Di Balikpapan ? Klik Disini >
"Maksudnya tidak lain kecuali semata-mata untuk beribadah"
Keuntungan Beribadah Bagi Manusia diantara firman Allah SWT :
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَما أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ ، إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (QS. Adz-Dzariyaat : 57-58)
الْعِبَادَةُ " هِيَ اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَيَرْضَاهُ : مِنْ الْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَالِ الْبَاطِنَةِ وَالظَّاهِرَةِ
،
Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah Ta'ala, baik berupa ucapan dan amalan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ زَائِدَةَ بْنِ نَشِيطٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي خَالِدٍ الوَالِبِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
"Telah mengkabarkan kepada kami (At-Tirmidzi) Ali bin Khasyram, telah mengabarkan kepada kami (Ali) Isa bin Yunus, dari Imran bin Zaidah bin Nasyith dari Bapaknya dari Abi Kholid al-Walibiy, dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu'alaihi wassalam, beliau bersabda: 'Sesungguhnya Allah berfirman, 'Wahai anak Adam, gunakan waktumu hanya untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku menjadikan dadamu penuh dengan rasa kecukupan dan Aku akan menutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku akan memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiranmu.'" Hadits Shohih (HR. at-Tirmidzi no. 2466, Ibnu Majah no. 4108, Ahmad II/358, dan Al-Hakim II/443, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib no. 3166 dan Silsilah Ahaadits as-Shohihah III/346.)
maksud dari تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي bersungguh-sungguhlah dalam meluangkan waktu semata-mata untuk beribadah kepada Rabb-mu.
Imam Nuruddin As-Sindi (Ulama kelahiran Pakistan yang kemudian menetap di Madinah, wafat tahun 1138 H) mengatakan dalam kitabnya "Hasyiyah Ala Sunan Ibni Majah" 2/525 Cet. Dar al-Jiil :
تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي) أَيْ: كُنْ فَارِغًا عَنْ كُلُّ شَيْءٍ لِأَجَلِ الْعِبَادَةِ وَاصْرِفْ وَقْتَكَ كُلَّهُ فِيهَا )
Luangkanlah waktu untuk beribadah kepada-Ku, maksudnya adalah luangkanlah dirimu dari segala sesuatu (yang menyibukkan) hanya untuk beribadah kepada-Ku dan maksimalkanlah waktumu untuk beribadah (hanya kepada Allah).
Sedangkan Syaikh Abdurrahman Al-Mubarakfury (wafat tahun 1353 H) menulis maksud lafazh diatas dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi bi Syarah Jami' at-Tirmidzi 6/340 cet. Daarul Hadits th. 1421 H :
أَيْ تَفَرَّغْ عَنْ مُهِمَّاتِكَ لِطَاعَتِي
Yaitu, luangkan dirimu dari berbagai pekerjaanmu demi ketaatan kepada-Ku.
Sedangkan makna غِنًى (Kekayaan) yaitu وَالْغِنَى إِنَّمَا هُوَ غِنَى الْقَلْبِ Kekayaan yang dimaksud adalah kekayaan hati.
Makna: وَأَسُدَّ فَقْرَكَ Dan Aku akan tutupi kefakiranmu adalah:
أَيْ تَفَرَّغْ عَنْ مُهِمَاتِكَ لِعِبَادَتِي أَقْضِ مُهِمَّاتِكَ وَأُغْنِيْكَ عَنْ خَلْقِي وَإِنْ لَا تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَتُسَكَّنُ لِلتَّخْفِيفِ
Luangkan dirimu dari berbagai kesibukanmu untuk beribadah kepadaku maka Aku akan selesaikan berbagai pekerjaanmu dan Aku akan memberikan kecukupan bagimu untuk tidak meminta-minta kepada makhluk-Ku, apabila engkau tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan (dibaca dengan) penyukunan/pemberian harakat sukun (pada kalimat شُغْلاً dibaca شُغُلْ sebagai pengurangan bacaan (bacaan dari شُغْلاً menjadi شُغُلْ (tidak merubah makna))
Sedangkan makna:
وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ أَيْ وَإنْ لَمْ تَتَفَرَّغْ لِذَلِكَ وَاشْتَغَلْتَ بِغَيْرِي لَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ لِأَنَّ الْخَلْقَ فُقَرَاءُ عَلَى الْإِطْلَاقِ فَتَزِيدُ فَقْرًا عَلَى فَقْرِكَ
Aku tidak akan tutupi kefakiranmu, yaitu apabila engkau tidak meluangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku dan engkau sibuk dengan selain-Ku maka aku tidak akan menutupi kefakiranmu karena sesungguhnya makhluk itu faqir secara mutlak dan engkau akan bertambah fakir dari kefakiranmu yang semula.
Saudaraku yang semoga Allah senantiasa memberikanmu keberkahan…lihatlah penjabaran dari makna kaya yang diutarakan oleh Syaikh Abdurrahman Mubarakfury diatas …maksud kekayaan adalah kaya hati. Inipun sesuai dengan hadits shohih:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kaya bukanlah karena banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (yang sesungguhnya) adalah hati yang senantiasa merasa cukup." Hadits Shohih (HR. Al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051(120))
Mas Ahya di edit dari situs milik Abu Kayyisa, => site juga di (www.creamlin.blogspot.com)