Halaman

Persepsi Keliru menghapal Alquran

@ ilustrasi keluarga menghapal

Creamlin Blog. Persepsi keliru menghapal Alquran ini merupakan pengalaman seorang guru yang mungkin bisa menjadi perwakilan dari persepsi orang terhadap menghapal Alqura, sehingga hal ini perlu diluruskan.

Pernah ketika penulis ( mas ahya ) bertemu dengan rekan mengajar dia mengatakan
" Sekarang imam kita banyak hapalan nya, menurut saya wajar lah, saya aja kalau jadi imam harus merojaah dulu."

Seakan-akan kalimat ini benar adanya. Namaun hal ini tidak sepenuhnya benar. Karena media menghapal dan mengulang hapalan Alquran tidak harus menjadi imam. Karena didalam Islam sendiri sudah ada fasilitas yang dapat digunakan untuk mempersiapkan hapalan seperti


Shalat Tahajud


Sholat tahajud merupakan sarana yang paling efektif untuk dimaksimalkan didalam menghapal Alquran. Sebagaimana Allah azzawajalla menegaskan dalam QS . Almuzammil ayat 6-7


إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلا (٦) إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلا - 


Sesungguhnya bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa ) dan (bacaan diwaktu itu ) lebih berkesan. Sesunggunya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan urusan yang panjang.

sebagai ilustrasi saja

1. jika shalat tahajud 1 rakaat setengah dari setengah halaman ketika 2 rakaat sudah 1/2 halaman

2. Jika Shalat tahajudnya 1 rakaat membaca 1/2 halaman maka 2 rakaatnya sudah 1 halaman s

 3. Jika Shalat tahajudnya 1 rakaat membaca 1 halaman maka 2 rakaatnya sudah 2 halaman

Shalat Sunnah Rawatib


Shalat Sunnah Rawatib adalah Shalat sunnah yang mengiri shalat wahib. Shalat sunnah rawatib bisa juga menjadi ajang menghapal Alquran dan tidak banyak memakan banyak waktu.

Sebagai Ilustrasi


A. Jika 1 rakaat membaca 3 Ayat, 2 rakaatnya 6 ayat maka dari Shalat magrib sampai dengan shalat Dzhur sudah setengah halaman Surah An- Naba

B. Jika 1 Rakaat membaca 6 Ayat, 2 Rakaatnya 12 ayat maka dari shalat magrib sampai shalat Dzuhur Qs An Naba yang jumlah ayatnya 40 khattam

Dengan demikian persepsi keliru menghapal AlQuran banyak jika menjadi imam tidak sepenuh tepat, karena setiap manusia mempunyai kemampuan nya masing -masing


فَاتَّقُوا الَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا  

Maka kamu bertaqwalah kepada Allah menurut kesanggupan mu masing-masing dan dengarlah dan taatlah ( Qs. At Taghabun ayat 16 )



Read More

Hasan Al Basri melihat orang pacaran

@ilustrasi
Creamlin Blog. Bagaimana ketika Hasan AlBasri melihat orang pacaran. Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku!”

Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.

Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang.”

Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu bertanya padanya. “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak.”

Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.”

Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.”

Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.

Sumber : headlineislam.com
Read More

Minum satu Gelas apa menjijikan ya ? Coba sebarkan.


Creamlin blog. Pernah suatu ketika ustadz Abdurrahman Muhammad mengisi kajian, setelah selesai beliau melihat dua orang yang sedang duduk-duduk. Kemudian ada salah satu orang diantara mereka kehausan dan izin mau meninggalkankan majelis. Dan kebetulan satu temannya lagi membawa air botol dan menawarinya untuk minum.
Melihat botol yang sudah berkurang airnya itu, orang yang kehausan menolak minum dan meninggalkannya.
Melihat kejadian itu, ustadz Abdurrahman Muhammad langsung bergegas menuju mereka dan memanggil orang yang kehausan untuk duduk kembali. Lalu duduklah mereka…
Kemudian ustadz Abdurrahman izin meminta air dalam botol itu dan meminumnya.. lalu orang tersebut juga diminta untuk minum.
Maka habislah air dalam botol itu digilir mereka bertiga..
Ustadz Abdurrahmah Muhammad kemudian menasehati; Bagaimana mungkin kita bisa berkasih sayang dan menjalin ukhuwah jika perkara sepele seperti ini saja merasa jijik karena bekas saudaranya atau seorang istri yang jijik memakai bekas piring suami dan anaknya, atau anak yang jijik memakai bekas gelas orang tua yang baru dipakai.
Kemudian beliau membawakan kisah indah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum bareng dengan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.. **
** Hadis yang dimaksud adalah:
Abu Hurairah adalah shahabat Nabi yang sangat miskin tetapi amat banyak ilmunya dan kuat hafalannya. Dia sering mengalami kelaparan.
Pada suatu hari ketika Abu Hurairah sednag duduk di jalan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammelewatinya dan tersenyum melihatnya. Beliau sangat mengerti akan penderitaan Abu Hurairah. Karenanya, berkatalah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yaa Aba Hirr!” Abu Hurairah menjawab, “Labbaika, yaa Rasulullah(aku datang memenuhi panggilanmu, wahai Rasulullah).” beliau berkata, “Ikutilah aku!”
Maka Abu Hurairah mengikuti Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke rumahnya. Kemudian beliau mengizinkannya masuk. Di sana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemukan segelas susu. Beliau bertanya kepada istrinya, “Dari mana susu ini?” Istrinya menjawab, “Dari Fulan, ia menghadiahkannya untukmu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memanggil Abu Hurairah, “Yaa Aba Hirr!”“Labbaika, yaa Rasulullah,” jawabnya. “Pergilah dan panggil ahlush shuffah.”
Ahlush shuffah adalah sekumpulan sahabat yang tinggal di masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena tidak punya harta dan keluarga (di kota Madinah, red.). Abu Hurairah merasa berhak mendapat seteguk lebih dahulu agar kekuatannya yang hilang bisa kembali. Nanti, jika ahlush shuffah datang, tentu Abu Hurairah yang akan melayani mreka. Ia khawatir jika tidak kebagian.
Namun Abu Hurairah tidak mau menentang perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Abu Hurairah segera memanggil ahlush shuffah. Mereka pun datang ke rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammemanggil Abu Hurairah, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah.” “Terimalah ini dan bagikan kepada mereka!” Maka Abu Hurairah memberikan gelas berisi susu itu kepada orang pertama. Orang itu meminumnnya sampai puas.
Kemudian gelas tersebut dikembalikan kepada Abu Hurairah. Lalu diberikan lagi kepada orang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga semua merasa puas. Sungguh menakjubkan! Gelas itu pun diterima kembali oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian tersenyum kepada Abu Hurairah dan berkata, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah.” Sekarang tinggal aku dan kamu.” “Benar, wahai Rasulllah.” “Duduklah dan minum!”
Maka Abu Hurairah duduk dan minum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus memerintahkannya minum sampai Abu Hurairah berkata, “Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, sudah tidak ada tempat lagi dalam perutku.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan kepadaku gelas itu.” Beliau memuji Allah dan bersyukur lalu membaca, “Bismillah,” dan meminum sisa susu itu. (Bukhari, no. 6087)

Sumber : pengusaha muslim
Read More

Ciri sosok penghapal Alquran sejati


Creamlin Blog. Ciri sosok penghapal Alquran sejati yang melekat pada sang penghapal Alquran yang menjadi tauladan.

Persitiwa Perang Yamamah, perang menghadapi bani Hanifah, kaumnya Musailimah al-Kadzab, adalah bentrok paling sengit versus kelompok murtad. Perang ini memiliki cerita tersendiri bagi penghafal Alquran. Panglima pasukan, Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu, memberi mandat kepada pemegang bendera. Bendera tak boleh jatuh dari tangan mereka kecuali karena mati. Dan jangan pula diambil dari mereka kecuali sebelumnya ruh mereka telah diambil.

Bendera Muhajirin dipanggul oleh Abdullah bin Hafsh bin Ghanim al-Qurasyi. Panji Muhajirin terus berkibar bersamanya hingga ia terbunuh. Kemudian diserahkan kepada Salim, maula Abi Hudzaifahradhiallahu ‘anhu. Salim mengatakan, “Aku tidak mengerti, mengapa kalian serahi aku bendera ini? Menurut kalian penghafal Alquran akan teguh kokoh hingga wafat, sebagaimana pemegang sebelumnya?”

Orang-orang Muhajirin mengatakan, “Iya, lihat apa yang akan terjadi nanti? Apa engkau khawatir kami ditimpa kekalahan karenamu?”

“Kalau seperti itu, maka aku adalah seburuk-buruk penghafal Alquran,” bantah Salim menepis keraguan kaumnya.

Salim mengepal panji muhajirin. Dia tahu, hal ini adalah perjanjiannya dengan Allah dan kaum muslimin. Janji untuk tidak menyerah dan membiarkan bendera pupus terlepas. Salim genggam erat bendera dengan tangan kanannya, hingga tangan kanannya putus tertebas. Lalu pindah ke tangan kirinya, hingga mengalami nasib serupa. Kemudian ia apit hingga tersungkur, sampai akhirnya ruh berpisah dengan jasadnya. Salim pun menepati janjinya. Ia gugur sebagaimana penghafal Alquran, pemegang panji sebelumnya.

Di saat kritis, Salim bertanya bagaimana keadaan temannya (mantan tuannya), Abu Hudzaifah, “Apa yang terjadi pada Abu Hudzaifah?” Orang-orang menjawab, “Ia terbunuh (syahid)”. “Letakkan aku bersamanya,” Salim meminta dimakamkan satu liang dengan mantan tuannya. Lalu keduanya dikumpulkan dalam satu makam. Keduanya syahid. Mereka berkumpul di perut bumi sebagaimana waktu menginjakkan kaki di atasnya. Mereka hidup bersama dan wafat bersama. Mereka bersama di saat hijrah dan bersama saat kemenangan tiba. Semoga Allah meridhai keduanya.

Alquran merupakan panji islam. Mereka yang menghapal nya adalah para pemegang panjinya, mereka memiliki khas membawanya dalam kehidupan dengan memuliakan diri dengan ilmu dan amal, bagaimana tidak ? Ketika yang ia baca adalah ilmu dari Allah SWT yang maha agung. Maka jika demikian maka Allah akan menjadikan mereka mulia sebagaimana Sahabat Salim radiallahu 'anhu

Artikel : creamlin blog
Referensi : kisah muslim
Read More

Cara menghadiahkan pahala kepada orang yang sudah mati



Para ulama dari berbagai madzhab termasuk syafiiyah menegaskan bahwa amal ibadah maliyah, seperti sedekah, atau zakat, pahalanya bisa dikirimkan ke mayit.
Sementara ibadah murni amaliyah, seperti shalat atau bacaan al-Quran, Imam as-Syafii dan ulama syafiiyah menegaskan pahalanya tidak sampai ke mayit. Mereka berdalil dengan firman Allah,
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
”Manusia tidak mendapatkan pahala kecuali dari apa yang dia kerjakan.” (QS. An-Najm: 39).
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir – salah satu ulama syafiiyah – menjelaskan,
ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى؛ لأنه ليس من عملهم ولا كسبهم؛ ولهذا لم يندب إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته ولا حثهم عليه، ولا أرشدهم إليه بنص ولا إيماء، ولم ينقل ذلك عن أحد من الصحابة، رضي الله عنهم
Berdasarkan ayat yang mulia ini, Imam as-Syafii rahimahullah dan orang-orang yang mengikuti beliau menyimpulkan bahwa menghadiahkan pahala bacaan al-Quran, tidak sampai ke mayit. Karena pahala ini bukan amal mereka dan bukan dari usaha mereka. Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menganjurkan umatnya dan tidak memotivasi mereka untuk menghadiahkan pahala amal. Tidak pernah beliau mengajarkan hal itu, baik dengan kalimat tegas maupun isyarat. Dan tidak pula diriwayatkan dari seorangpun sahabat radhiyallahu ‘anhum. (Tafsir al-Quran al-Adzim, Ibnu Katsir, 7/465).

Sumber : creamlin blog
Referensi: konsultasisyariah.com
Read More

10 Sifat istri insyaallah yang mendatangkan Rezki bagi suami


10 Sifat istri insyaAllah yang Mendatangkan Rezeki Bagi Suami . Banyak suami yang mungkin tidak tahu bahwa rezekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. Memang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun bisa dijelaskan secara spiritual bahwa 10 sifat istri ini insyaallah yang mendatangkan rezeki bagi suami.

1. Istri yang pandai bersyukur


Istri yang bersyukur atas segala karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk rezeki. 

Punya suami, bersyukur. Menjadi ibu, bersyukur. Anak-anak bisa mengaji, bersyukur. Suami memberikan nafkah, bersyukur. Suami memberikan hadiah, bersyukur. Suami mencintai setulus hati, bersyukur. Suami memberikan kenikmatan sebagai suami istri, bersyukur. 

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7). 

2. Istri yang tawakal kepada Allah 


Di saat seseorang bertawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupi rezekinya. 

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3). 

Jika seorang istri bertawakkal kepada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rezekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selalu harus langsung diberikan kepada wanita tersebut. Allah akan berikan rezki bisa lewat suami nya, saudaranya dan yang sesuai Allah kehendaki.

3. Istri yang baik agamanya 


Rasulullah menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya. “Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

Beruntung itu beruntung di dunia dan di akhirat. Beruntung di dunia, salah satu aspeknya adalah dimudahkan mendapatkan rezeki yang halal. Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya taat kepada Allah kemudian mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat kepada Allah tetapi rezekinya lancar? Bisa jadi Allah hendak memberikan rezeki kepada istri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi berkat taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah kemudian mempermudah rezekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada istrinya. 

4. Istri yang banyak beristighfar 


Di antara keutamaan istighfar adalah mendatangkan rezeki. Hal itu bisa dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 hingga 12. Bahwa dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.

Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai untukmu”(QS. Nuh : 10-12). 

5. Istri yang gemar silaturahim 


Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik kepada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, dan saudari-saudari seaqidah, pada hakikatnya ia sedang membantu suaminya memperlancar rezeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan reze inya dan dipanjangkan umurnya. 

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). 

6. Istri yang suka bersedekah 


Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah hingga 700 kali lipat. Bahkan hingga kelipatan lain sesuai kehendak Allah. Jika istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak langsung dibalas melaluinya. Namun bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rezekinya berlimpah. 

Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261). 

7. Istri yang bertaqwa 


Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3. 

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq: 2-3). 

8. Istri yang selalu mendoakan suaminya 


Jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak bisa mendapatkan sesuatu tersebut melainkan dari pemiliknya. Begitulah rezeki. Rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rezeki. Maka jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi namun perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami agar senantiasa mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, dan yakinlah jika istri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya. 

DanTuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir: 60). 

9. Istri yang gemar shalat dhuha


Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah tiap persendian. Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rezekinya sepanjang hari. 

“Di dalam tubuh manusia terdapat 360 sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud) 

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman, 

“Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.”(HR. Ahmad dan ibnu katsir). 

 10. Istri yang taat dan melayani suaminya 


Salah satu kewajiban istri kepada suami adalah mentaatinya. Sepanjang perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya. Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suaminya pun tenang dan damai. Ketika hatinya damai, ia bisa berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya pun menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rizki mengalir lancar.

Inilah 10 sifat istri insyaallah yang mendatangkan rezki bagi suami nya. Dengan demikian para istri hendaklah sifat tersebut menjadi prioritas nya agar kebahagian didunia dan akherat didapat

Suami mana yang tidak bahagia melihat istri demikian. Yang menjadi pertanyaan istri mana yang siap memiliki sifat demikian

Read More

Menikah masih Kuliah lebih baik dari pacaran

Creamlin Blog. Menikah masih kuliah lebih baik dari pada pacaran. Ini merupakan solusi untuk menjaga muslim berada dalam fitrahnya. Karena pada zaman sekarang banyak orang tua, bahkan anak sendiri mentargetkan lulus kuliah dulu. Mendapat pekerjaan, jadi PNS dulu. 

Kendati demikian kebanyakan menghalalkan berpacaran yang menyalahi syariat agama. 


Read More

Larangan bemesraan dan apload foto mesra ditempat umum


Creamlin Blog. Larangan bemesraan dan apload Foto mesra ditempat umum, sudah menjadi tabiat setiap orang ingin bemesraan sehingga ingin ditampilkan di tempat umum sebagai bentuk kebanggaan.

Kemesraan disini dalam tanda positif suami istri Hal ini termasuk yang dilarang didalam islam. Sedangkan bemesraan yang bukan suami istri tentu dilarang karena termasuk perkara yang mendekatkan dengan zina dan termasuk zina kecil.

Hal ini sama juga dengan mengaplod photo mesra dimedia sosial, hal ini serupa dengan menceritakan apa yang dilakukan suami istri didepan layak umum, dahulu awalnya untuk kebanggan, dan di zaman sekarang hal ini bisa di mulai dari tampil mesra di depan umum.

Sebagaimana ceramah ust Baslamah berikut



Read More

penting nya berilmu sebagai sumber idiologi



Creamlin Blog. Pentingnya berilmu sebagai sumber idiologi. Dengan ilmu yang lurus maka sesorang akan berpaham atau memiliki idiologi yang benar terutama yang sesuai dengan Alqur'an dan Hadits dan pemahaman para salafushaleh. 

Kesalahan pemahaman ilmu dan idiologi harus diluruskan dengan idiologi dan ilmu yang benar sebagaimana yang terjadi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib dengan kelompok khawarij 

Di masa khalifah rasyidin terakhir, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, muncul sekelompok kaum muslimin yang menolak kesepakatan antara Ali dengan Muawiyah. Dalam posisi ekstrim, mereka mengkafirkan semua sahabat yang berpihak di kubu Ali maupun Muawiyah. Jadilah mereka kubu ketiga. Itulah kelompok khawarij.

Mereka bukan orang munafik. Mereka bukan orang yang malas beribadah. Sebaliknya banyak diantara mereka yang hafal Al-Quran. Dan hampir semuanya menghabiskan waktu malamnya hanya untuk membaca Al-Quran, berdzikir dan tahajud.

Peristiwa tahkim, kesepakatan damai antara Ali dengan Muawiyah radhiyallahu ‘anhuma, yang diwakilkan kepada dua sahabat Abu Musa Al-Asy’ari dan Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, menjadi pemicu sebagian masyarakat yang sok tahu dengan dalil untuk mengkafirkan Ali bin Abi Thalib. Karena peristiwa ini, pada saat Ali bin Abi Thalib berkhutbah, banyak orang meneriakkan:



لَا حُكْمَ إِلَّا لِلَّهِ


“Tidak ada hukum, kecuali hanya milik Allah.”

Mereka beranggapan, Ali telah menyerahkan hukum kepada manusia (Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu)

Mendengar celoteh banyak orang yang memojokkan beliau dengan kalimat di atas, Ali hanya memberikan komentar:


كَلِمَةُ حَقٍّ أُرِيدَ بِهاَ بَاطِل



“Kalimat yang benar, namun maksudnya batil”

Ali bin Abi Thalib tidak mengingkari kalimat tersebut. Tapi beliau menyalahkan tafsir yang menyimpang dari mereka yang sok tahu dengan dalil (Khawarij). [Simak Huqbah min At-Tarikh, Syaikh Utsman Al-Khamis, hlm. 122 – 124]

Terjadilah perang ideologi antara Ali bin Abi Thalib dengan orang Khawarij. Masing-masing membawa dalil. Bagaimana politik Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib?

Bukan pedang yang maju lebih dulu. Beliau juga tidak membentuk pasukan khusus untuk memberangus mereka. Tidak juga ada badan intelegen untuk mengintai mereka. Tapi, Ali mengajak mereka untuk untuk berdialog. Meluruskan kesalah-pahaman tentang Al-Quran yang mereka yakini. Ideologi dilawan dengan ideologi.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (no. 656), dari Abdullah bin Syaddad. Dalam riwayat yang panjang itu diceritakan: 


فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ , فَخَرَجْتُ مَعَهُ حَتَّى إِذَا تَوَسَّطْنَا عَسْكَرَهُمْ قَامَ ابْنُ الْكَوَّاءِ فَخَطَبَ النَّاسَ فَقَالَ: يَا حَمَلَةَ الْقُرْآنِ إِنَّ هَذَا عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ , فَمَنْ لَمْ يَكُنْ يَعْرِفُهُ فَأَنَا أَعْرِفُهُ مِنْ كِتَابِ اللهِ , هَذَا مَنْ نَزَلَ فِيهِ وَفِي قَوْمِهِ {بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ} [الزخرف: 58] , فَرُدُّوهُ إِلَى صَاحِبِهِ , وَلَا تُوَاضِعُوهُ كِتَابَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَقَامَ خُطَبَاؤُهُمْ فَقَالُوا: وَاللهِ لَنُوَاضِعَنَّهُ كِتَابَ اللهِ , فَإِذَا جَاءَنَا بِحَقٍّ نَعْرِفُهُ اتَّبَعْنَاهُ , وَلَئِنْ جَاءَنَا بِالْبَاطِلِ لَنُبَكِّتَنَّهُ بِبَاطِلِهِ , وَلَنَرُدَّنَّهُ إِلَى صَاحِبِهِ , فَوَاضَعُوهُ عَلَى كِتَابِ اللهِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ , فَرَجَعَ مِنْهُمْ أَرْبَعَةُ آلَافٍ , كُلُّهُمْ تَائِبٌ


Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengutus Abdullah bin Abbas. Akupun (Abdullah bin Syaddad) ikut bersama beliau. Setelah kami sampai di tengah-tengah pasukan mereka, datanglah Ibnul Kawa’ (gembong khawarij), dan berceramah:

“Wahai para ahli Al-Quran, inilah Abdullah bin Abbas. Siapa yang belum mengenalnya, sungguh saya telah mengenalnya dari Al-Quran. Dia adalah orang, dimana Allah menurunkan ayat tentang dirinya dan kaumnya,


بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ

“Mereka adalah orang yang suka berdebat (ngeyel).”(QS. Az-Zukhruf: 58).

Usir dia untuk kembali ke temannya (Ali) dan jangan diajak diskusi tentang kitab Allah.”

Namun tokoh khawarij lainnya bersikap sebaliknya, mereka mengatakan: “Demi Allah, sungguh kami akan berdiskusi dengannya tentang kitab Allah. Jika dia datang dengan membawa kebenaran yang kami kenal maka kami akan mengikutinya. Tapi jika dia datang dengan membawa kebatilan, akan kami lemparkan dia dengan kebatilannya, dan kami usir kembali ke temannya (Ali bin Abi Thalib).

Merekapun berdiskusi dengan Ibnu Abbas tentang Al-Quran selama tiga hari (untuk mencari titik tengah mengenai peristiwa tahkim), akhirnya ada 4000 orang diantara mereka yang insaf, dan semuanya bertaubat. (HR. Ahmad, Tahqiq Ahmad Syakir, no. 656 dan beliau mengatakan: Sanadnya shahih).


Sumber : Creamlin Blog
Referensi : Konsultasi Syariah .com
Read More

Larangan Berbangga dengan Ormas tertentu


Creamlin Blog. Larangan berbangga dengan Ormas tertentu merupakan topik yang menarik untuk diangkat. Karena hal ini fenomena yang ada di sekitar kita sebagai contoh saja ormas islam yang besar di Indonesia adalah Muhamadiyah dan NU. Sehingga ada anggapan jika imam nya orang Nu gak syah sholat nya ataupun sebaliknya.

Perlu menjadi catatan dalam masalah amal ibadah selama dalam penunaiannya memenuhi syarat dan rukunnya maka insyaAllah syah. Sebagaimana kaidah masyhur  terkait masalah shalat jamaah. kaidah itu menyatakan:
من صحت صلاته صحت إمامته
“Orang yang shalatnya sah, maka shalat dengan bermakmum di belakangnya juga sah”
Oleh karena itu, selama sang imam shalat adalah orang yang aqidahnya lurus, tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan syahadatnya batal, alias masih muslim, syarat, rukun, dan wajib shalat dikerjakan maka shalatnya sah. Meskipun ada perbedaan pendapat antara imam dan makmum dalam masalah rincian shalat.
Kita akui dalam masalah fikih shalat, ada beberapa perbedaan antara Muhammadiyah dengan NU. Bahkan tidak hanya dua organisasi ini. Perbedaan ini juga terjadi antar-madzhab dalam fikih. Kendatipun demikian, shalat mereka tetap sah, selama syarat, rukun dan wajib shalat terpenuhi.
Akan menjadi ancaman bagi umat islam jika terlalu berbangga dengan ormas atau golongan tertentu. Karena menjadi Larangan berbangga dengan Ormas Tertentu yang membuat perpecahan dikalangan umat islam. Hal ini pernah terjadi di masa Rasulullah SAW

Suatu ketika pernah terjadi perselisihan diantara Muhajirin dan Anshar. Suatu ketika ada orang Anshar yang tersakiti hatinya oleh sikap orang Muhajirin. Diapun marah besar, kemudian memanggil teman-teman Anshar: “Wahai masyarakat Anshar..!!” Spontan orang Muhajirin langsung memanggil temannya juga: “Wahai masyarakat Muhajirin..!!” Mendengar teriakan-teriakan itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung keluar menyelai:
مَا بَالُ دَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ
Apa yang kalian lakukan denagn meneriakkan nama kelompok kalian…
Beliaupun diberi tahu, bahwa ada orang Muhajirin dan Anshar yang saling memukuli pantatnya. Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
دَعُوهَا فَإِنَّهَا خَبِيثَةٌ
Tinggalkan teriakan itu, karena itu sesuatu yang buruk.” (HR. Bukhari 4905 dan Muslim 1059)
Selanjutnya kita perlu mewaspadai segala godaan setan yang hendak memecah belah umat. Kita jadikan usaha dakwah kita untuk mengagungkan nama Allah, bukan untuk membesarkan organisasi dan kelompok.

Sumber : Creamlin Blog
Referensi : berbagai sumber
Read More

Benar Nabi Muhammad SAW dijamin Masuk Surga


Creamlin Blog. Ada pernyataan seorang ustad di TV yang memberikan pernyataan bahwa bahwa Nabi Muhammad SAW Tercinta tidak dijmin masuk surga dengan beralasan hadits ini

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ

قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»

“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”

“Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).


Menurut hemat penulis hal ini merupakan pemahaman yang tidak benar bagaimana tidak, Nabi SAW pada hadits ini ingin mengajarkan kepad kita bahwa dilarang untuk berbangga terhadap amal yang sudah dikerjakan. Karena amal yang dilakukan seyogyanya dilakukan untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah.

Sangat banyak dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dijamin masuk surga. Baik dalil al-Quran maupun hadis. Berikut diantaranya,

Firman Allah,


إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا


Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) kemenangan yang nyata, Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (QS. Al-Fath: 1 – 3).


Allah memberi jaminan mengampuni semua dosa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lewat dan yang akan datang. Jaminan ini diberikan oleh Allah ketika beliau masih hidup, bersamaan dengan Allah berikan kepada beliau kemenangan yang nyata.

Allah juga berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا


Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. An-Nisa: 69 – 70)


Berdasarkan ayat ini  siapapun yang termasuk nabi, dia dijamin masuk surga karena mereka sudah dijamin mendapatkan kenikmatan . Tentu saja Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk di dalamnya, karena beliau nabi terbaik.

Allah SWT juga memberikan telaga kautsar disurga sebagai bukti bahwa Rasulullah sudah dijamin sebagaimana Nya

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ


”Sesunguhnya Aku berikan kepadamu al-Kautsar.”



Mengenai tafsir al-Kautsar, disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum.


‘Apa yang membuat anda tertawa, wahai Rasulullah?’ tanya kami.

“Baru saja turun kepadaku satu surat.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Kautsar hingga selesai.

”Tahukah kalian, apa itu al-Kautsar?” tanya Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.

”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Jawab kami.


Kemudian beliau bersabda,

فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي الْجَنَّةِ، آنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْكَوَاكِبِ


“Itu adalah sungai, Allah janjikan untuk diberikan kepadaku di Surga. Jumlah gayungnya sebanyak bintang..” (HR. Muslim 400, Ahmad 11996, Nasai 904, Abu Daud 784, dan yang lainya )

Hadits Rasulullah SAW Dijamin Masuk Surga 

Dari Said bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ…

Nabi di surga, Abu Bakr bin surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga….” (HR. Ahmad 1631, Abu Daud 4649, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى


“Saya bersama orang yang nanggung anak yatim di dalam surga seperti ini.”

Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari 6005, Abu Daud 5150, dan yang lainnya)



Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ

قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»


Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”

Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”

“Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).


Hadis ini kebalikan yang dipahami oleh ust tersebut  bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan jaminan surga, karena Allah meliputi beliau dengan ampunan dan rahmatnya, yang dengan nya beliau pasti dijamin masuk surga.

Sumber : creamlin blog
Referensi : Ceramah ust bunya yahya dan Konsultasisyariah.com
Read More

Bolehkah Aqiqah anak setelah hari ketujuh ?


Creamlin Blog. Bolehkah Aqiqah anak setelah hari ketujuh, karena tidak mampu melakukan dan keterbatasan ekonomi. 

Menjadi kaedah dalam beribadah adalah adanya nash perintah yang menunjukan hal tersebut. Berikut penjelasan tentang Bolehkah Aqiqah setelah hari ketujuh. Semoga menjadi salah satu referensi bagi orang tua yang belum memiliki kemampuan untuk Aqiqah anak tercinta.

Sudah menjadi sunnah dalam islam, syariat Aqiqah sebagaimana Hadits dari Rasulullah Shallallahu alahi wasallam

كُلُّ غُلَامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى


Setiap anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh (dari kelahirannya), ia dicukur dan diberi nama [HR Abu Dâud rahimahullah dan dinilai shahih oleh al-Albâni rahimahullah dalam Irwâ’ul Ghalîl no. 1169].

Pada dasar nya Aqiqah dilakukan pada hari ketujuh sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah berupa anak. Permasalahannya adalah ketika kemampuan melakukannya baru bisa dihari lain juga diperbolehkan sebagaimana hadits  Sulaiman bin Amir Radhiyallahu anhuma

مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى


Bersama anak bayi ada aqiqah, sehingga sembelihlah sembelihan dan hilangkan gangguan darinya (mencukurnya). [HR al-Bukhâri no. 5049].


Dalam madzhab Hambali dan pendapat ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dan Ishâq bin Rahawaih rahimahullah dinyatakan bahwa bila tidak bisa disembelih pada hari ketujuh, maka boleh disembelih pada hari keempat belas dan bila tidak bisa maka disembelih pada hari keduapuluh satu. Apabila disembelih sebelumnya atau sesudahnya juga sah karena tujuan penyembelihan terwujud dengannya.

Adapun madzhab Syafi’iyah menegaskan bahwa aqiqaah tidak gugur dengan sebab tertunda, namun disunnahkan untuk tidak menunda penyembelihan aqiqah hingga memasuki usia baligh. [lihat al-Mughni 9/364 cetakan Darul Fikr].

Sumber : creamlin blog seputar catatan mas ahya
Referensi : Nabawi TV, konsultasisyariah.com
Read More

Merugilah yang tidak memiliki Niat Mati Syahid


Creamlin Blog . Kesempatan kali ini akan berbagi betapa penting nya memiliki memiliki niat untuk mati syahid ketika ahir hayat nya. Karena merugilah yang tidak memiliki Niat Mati Syahid
 Perlu kita ketahui bahwa syahid itu tidak semata_semata hanya berperang melawan orang kafir seperti yang sudah kita ketahui. Meskipun pada hakikinya mati Syahid yang utama ditujukan kepada yang gugur di medan perang dalam rangka menegakkan Agama Allah SWT. 
Jika Syahid hanya diartikan gugur dimedan tentu akan memunculkan kelompok_kelompok yang akan membuat kekacauan. 
Karena Rahmat Allah SWT atas umat ini kita bisa mendapatkan fasilitas syahid ini berikut adalah dalil nya semoga memberikan semangat untuk syahid
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid menurut kalian?”
‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid.’ Jawab para sahabat serempak.
“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit.” Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenyebutkan daftar orang yang bergelar syahid,
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim 1915).
Dalam hadis lain, dari Abdullah bin Amrradhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
“Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.” (HR. Bukhari 2480).
Dalam hadis lain dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati karena tha’un syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yang mati karena melahirkan syahid.”(HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan Al-Albani).
Ketika mejelaskan hadis daftar orang yang mati syahid selain di medan jihad, Al-Hafidz Al-Aini mengatakan,
فهم شُهَدَاء حكما لَا حَقِيقَة، وَهَذَا فضل من الله تَعَالَى لهَذِهِ الْأمة بِأَن جعل مَا جرى عَلَيْهِم تمحيصاً لذنوبهم وَزِيَادَة فِي أجرهم بَلغهُمْ بهَا دَرَجَات الشُّهَدَاء الْحَقِيقِيَّة ومراتبهم، فَلهَذَا يغسلون وَيعْمل بهم مَا يعْمل بِسَائِر أموات الْمُسلمين
“Mereka mendapat gelar syahid secara status, bukan hakiki. Dan ini karunia Allah untuk umat ini, dimana Dia menjadikan musibah yang mereka alami (ketika mati) sebagai pembersih atas dosa-dosa mereka, dan ditambah dengan pahala yang besar, sehingga mengantarkan mereka mencapai derajat dan tingkatan para syuhada hakiki. Karena itu, mereka tetap dimandikan, dan ditangani sebagaimana umumnya jenazah kaum muslimin.” (Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).
Sumber artikel : Creamlin Blog by Seputar catatan Mas Ahya
Referensi : konsultasisyariah.com

Read More

Pacaran sama saja hancurin Hidup I Nasehat ust Yusuf Mansur


Creamlin Blog. Zina itu pangkal kegelapan dan kesengsaraan hidup didunia dan akherat. Pacaran itu juga salah satu jalan zina yang bisa mengantarkan seorang manusia menuju zina besar. coba kita liat kengerian akibat zina di dunia dan akhirat?  orang tua pun bisa mendapat akibat siksa atas zina pacaran yang dilakukan anak nya

Nah ini catatan Creamlin blog atas Transkrip Ceramah ust Tusuf Mansur betapa ngeri, jeleknya akibat Zina. Semoga bisa jadi pelajaran untuk kita semua

Hati-hati ye, Mahasiswa-mahasiswi ye, jangan sampai pingin sekolah tinggi, nikahnya telat, tapi, udah main-main. Hancur hidup ente! Anak muda itu, kalau sudah berzina, hancur hidupnye! Bener! Kalau ente pingin tahu bagaimana rasanya dihancurin Allah, berzina aja. Iya! Biar tahu rasanya kayak apa. Makanya, jangan macem-macem. Kalau jadi mahasiswa atau mahasiwi, yang baik-baik. Kalau emang pacaran, pakai sarung tinju. Jadi gak sempat pegangan. Kalau emang naik motor berdua sama pacar, pakai triplek.

Bener-bener, nih. Jaga betul, jaga betul. Sebab, nih ya, anak-anak sekarang ini kelakuannya masya Allah, contohnya televisi. Contohnya televisi. Jadi, pegangan tangan sudah tidak apa-apa. Cium pipi kanan-pipi kiri; gak apa-apa. Padahal, bahayanya itu na’udzubillah…

Itu kalau laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim pegangan tangannya, ibunya itu-nanti di dalam kubur-dibawain batu neraka oleh malaikat Zabaniyah. Lah, malaikat Zabaniyah kan tempatnya di neraka, tapi bisa naik tuh ke kuburan (seraya) membawa kerikil. Kerikil (tersebut) sudah dipanasin di neraka berjuta-juta tahun. Kerikil tersebut diletakkan di telapak tangan ibunya, lalu si ibu disuruh menggenggam. Gara-gara menggenggam batu tersebut, ubun-ubun (otak) ibunya hancur. Itu merupkan siksa yang paling rendah bagi seorang ibu (orang tua) jika anaknya berzina.

Makanya, Bu, penting ngasih tahu ke anak, “Sini, nak. Kamu sayang atau tidak sama Emak? Kalau sayang, jangan sampai kamu dipegang oleh orang lain, kecuali suami kamu nanti.”
Bener itu!

Nah, kalau si anak benar-benar berzina, (siksanya) lebih kejam lagi.
Ibu-ibu yang sudah di alam kubur, malaikat Zabaniyah itu naik (ke alam kubur) dengan membawa tombak enam belas mata. Tombak tersebut dihujamkan ke tubuh si mayit (yang anaknya berzina). Hal itu merupakan balasan kepada orang tua karena tidak mendidik anak hingga sampai berzina.

Ibu (yang di alam kubur) bisa mengutuk si anak, “Gak ridha saya. Anak saya mempersembahkan perbuatan buruk!”

Kutukan ibu di alam kubur itu yang membuat si anak hidup susah di dunia sehingga; mencari kerja gak ketemu, begitu kerja tidak cukup, ketika usaha berhutang.

Itu, jawabannya cuma satu; tuubuu illallah, bertaubat kepada Allah.

Serem. Serem. Makanya, jangan main-main! Jangan pacaran! Gak ada judulnya pacaran. Gak ada! Pacaran islami, gak ada! Gak ada pacaran islami! Bener! Gak ada!
Subhanallah deh… Mendingan kita sehat dan selamat daripada urusannyaribet.
Nah, orang-orang ini sekarang sudah tidak belajar urusan ribet. Yang dipelajari hanya urusan enak, tapi urusan ribet tidak dipelajari.

Mudah-mudahan jadi ingetan. Jadi, pas mau dipegang sama pacarnya, (si anak akan bilang), “Maaf, Bang. Gak, Bang. Ntar daripada Emak ane susah. Jadi, kalau Abang mau, lamar aja, Bang.”
Se

Semoga anak kita dan keluarga kita terhindar dari fitnah Zina. Aamin
Sumber
Read More